Hatiku Berubah di Langit Malam
Malam itu, seperti malam-malam sebelumnya, aku duduk di beranda kecil, menatap langit. Bukan bintang-bintang yang kucari, melainkan kehampaan . Sejak kepergiannya, duniaku terasa hambar, seolah semua warna telah luntur, menyisakan hitam dan abu-abu. Aku terperangkap dalam rutinitas duka, memutar kenangan pahit seperti kaset rusak. Angin malam berdesir pelan, membawa aroma melati dari halaman tetangga. Biasanya, wangi itu menenangkanku, tapi kini hanya menambah sesak. Aku mendongak, mencoba mencari setitik harapan, namun yang kutemukan hanya kegelapan abadi yang menelan semua cahaya. Tiba-tiba, sebuah bintang jatuh melintas dengan cepat, meninggalkan jejak cahaya perak yang memudar. Refleks, aku memejamkan mata, mengucapkan sebuah permohonan yang sudah lama tak kulakukan: "Semoga hatiku menemukan kedamaian." Itu adalah permohonan yang tulus, bukan lagi sekadar kebiasaan anak-anak. Ketika kubuka mata, ada sesuatu yang berbeda. Langit malam masih pekat, namun entah mengapa, ras...