Wanita Penari di Jalur Pendakian

Kabut tipis menyelimuti jalur pendakian Gunung Merbabu. Udara dingin menusuk tulang, namun semangat para pendaki tak surut. Di antara mereka, ada Rian, seorang pendaki berpengalaman yang mencari ketenangan di puncak gunung. Namun, pendakian kali ini berbeda.

Di tengah perjalanan, Rian melihat sosok wanita yang menari di atas batu besar. Gerakannya anggun, lincah, seolah menyatu dengan alam. Wanita itu mengenakan gaun putih panjang, kontras dengan hijaunya hutan dan abu-abunya bebatuan. Rian terpesona, namun juga merasa ada yang aneh.

"Siapa dia? Mengapa menari di tempat seperti ini?" gumam Rian dalam hati.

Rian mencoba mendekat, namun wanita itu menghilang di balik kabut. Ia hanya menemukan jejak kaki kecil di atas batu, seolah wanita itu tidak mengenakan alas kaki.

Pendakian dilanjutkan, namun pikiran Rian terusik. Ia bertanya-tanya tentang wanita penari itu. Apakah ia hanya halusinasi akibat kelelahan, ataukah ada sesuatu yang lebih dari itu?

Saat mencapai puncak, Rian kembali melihat wanita itu. Ia menari di tepi jurang, di bawah sinar rembulan. Rian memberanikan diri mendekat.

"Siapa kamu?" tanya Rian.

Wanita itu berhenti menari dan menoleh. Wajahnya pucat, namun matanya memancarkan keindahan yang memikat.

"Aku adalah penari gunung ini," jawabnya dengan suara lembut. "Aku menari untuk menjaga keseimbangan alam."

Rian terkejut. Ia tidak percaya dengan apa yang didengarnya.

"Kamu... kamu hantu?" tanya Rian.

Wanita itu tersenyum. "Aku adalah bagian dari gunung ini. Aku ada di sini sebelum manusia datang, dan aku akan tetap di sini setelah mereka pergi."

Rian terdiam. Ia merasa ada kekuatan magis yang terpancar dari wanita itu. Ia merasakan kedamaian dan ketenangan yang belum pernah ia rasakan sebelumnya.

"Mengapa kamu menari?" tanya Rian.

"Aku menari untuk merayakan kehidupan," jawab wanita itu. "Aku menari untuk menghormati alam. Aku menari untukmu, agar kamu bisa merasakan keindahan gunung ini."

Rian terharu. Ia merasa beruntung bisa bertemu dengan wanita penari itu. Ia menyadari bahwa gunung ini bukan hanya tempat untuk didaki, tetapi juga tempat yang penuh dengan misteri dan keajaiban.

Saat fajar menyingsing, wanita itu menghilang, meninggalkan Rian dengan kenangan yang tak terlupakan. Rian turun gunung dengan hati yang ringan, membawa serta pelajaran tentang keindahan alam dan kekuatan magis yang tersembunyi di dalamnya.

Sejak saat itu, Rian tidak pernah lagi memandang gunung dengan cara yang sama. Ia tahu bahwa di balik keindahan alam, ada kekuatan yang tak terlihat, kekuatan yang menjaga keseimbangan dan merayakan kehidupan.

Comments

Popular posts from this blog

Fatamorgana

Penantian Tanpa Akhir

Ambiguitas dan Mimpi