Mencintaimu Seperti Filosofi Hujan

Aku selalu mencintaimu seperti hujan.

Terkadang deras, kadang rintik, tapi selalu jatuh dengan cara yang sama. Aku tak pernah bisa menahan diriku untuk tidak mencintaimu, seperti awan yang tak pernah bisa menahan hujan terlalu lama di dadanya.

Awal yang Sederhana

Aku dan kamu adalah dua orang yang tak pernah benar-benar dekat, tapi selalu berada di orbit yang sama. Seperti langit dan hujan—saling melengkapi, tapi tak pernah benar-benar bersatu. Aku menyukai caramu tertawa, caramu berbicara dengan penuh semangat tentang hal-hal yang kamu cintai, dan caramu menatap dunia seolah segalanya mungkin.

Tapi aku sadar, bagimu, aku hanyalah seperti hujan di jendela—terlihat, terdengar, tapi tak benar-benar diperhatikan.

Seperti Hujan yang Tak Pernah Memilih Tanah

Aku selalu ada di dekatmu, tak pernah meminta banyak. Seperti hujan yang jatuh tanpa bertanya apakah tanah itu menginginkannya atau tidak. Aku hanya ingin ada untukmu, meski mungkin kamu tak pernah benar-benar membutuhkanku.

Kadang aku deras, membanjiri duniamu dengan kehadiran dan perasaan yang sulit kuhentikan. Kadang aku hanya rintik-rintik kecil, cukup untuk membuatmu sadar aku ada, tapi tak cukup untuk membuatmu berpaling.

Hujan yang Akhirnya Reda

Suatu hari, aku sadar… tak peduli seberapa sering hujan turun, langit tetap akan biru setelahnya. Kamu akan selalu melangkah maju, tak peduli berapa banyak hujan yang pernah menemanimu dalam perjalanan.

Jadi, aku belajar untuk menjadi hujan yang tahu kapan harus berhenti.

Aku memilih mencintaimu dalam diam, seperti gerimis di sore hari yang tak memaksa siapa pun untuk berlari mencari perlindungan. Aku mencintaimu dalam cara yang paling sunyi—seperti embun yang jatuh di pagi hari, tak terlihat, tapi selalu ada.

Karena pada akhirnya, hujan bukan untuk dimiliki, tapi untuk dinikmati sejenak sebelum ia menghilang. Dan mungkin, aku adalah hujan dalam kisahmu—datang, mencintai, lalu pergi dengan tenang.

"Mencintaimu seperti filosofi hujan" adalah ungkapan indah yang sering digunakan untuk menggambarkan cinta yang mendalam dan penuh makna. Filosofi hujan sendiri kaya akan simbolisme, seperti:

  • Ketulusan dan Kebersihan:
    • Hujan membersihkan bumi, menyegarkan tanaman, dan membawa kehidupan baru. Seperti itulah cinta yang tulus, membersihkan luka masa lalu dan membawa kesegaran dalam hubungan.
  • Kesetiaan dan Keberlanjutan:
    • Hujan turun secara teratur, memberikan air yang dibutuhkan bumi. Cinta yang sejati juga setia dan berkelanjutan, memberikan dukungan dan kasih sayang tanpa henti.
  • Kerelaan dan Pengorbanan:
    • Hujan rela jatuh dari langit, membasahi bumi, dan memberikan kehidupan. Cinta sejati juga rela berkorban, memberikan yang terbaik untuk orang yang dicintai.
  • Keindahan dalam Kesederhanaan:
    • Hujan memiliki keindahan yang sederhana, dalam setiap tetesnya. Cinta sejati juga indah dalam kesederhanaannya, dalam setiap momen kebersamaan.
  • Memberikan Ketenangan:
    • Suara hujan memberikan efek menenangkan, seperti halnya cinta yang menenangkan hati.

Comments

Popular posts from this blog

Fatamorgana

Penantian Tanpa Akhir

Ambiguitas dan Mimpi