Karena Tuhan Tak Sedang Bermain Dadu

Aku menatap kosong ke luar jendela rumah sakit. Lampu-lampu kota berkedip di kejauhan, seperti bintang yang terlalu dekat tapi tetap tak bisa kugapai. Di belakangku, mesin-mesin medis berdengung pelan, seakan mengingatkan bahwa waktu terus berjalan.

Di atas ranjang itu, seseorang terbaring lemah. Namanya Aksa. Lelaki yang pernah bersumpah akan selalu bersamaku. Lelaki yang pernah mengajarkan bahwa cinta bukan sekadar kata-kata, tapi juga keberanian untuk bertahan.

Tapi malam ini, tak ada lagi janji. Tak ada lagi tawa. Hanya detak monitor jantung yang semakin pelan, seolah waktu sedang menghitung mundur kepergiannya.

Aku menggenggam tangannya yang dingin. “Aksa, kamu nggak boleh pergi.”

Dia tersenyum kecil, senyum yang selama ini selalu membuatku merasa tenang. “Tuhan nggak sedang bermain dadu, Naya,” bisiknya. “Apa yang terjadi… selalu punya alasan.”

Air mataku jatuh. Aku ingin marah. Aku ingin berteriak. Tapi aku tahu, ini bukan soal keberuntungan atau nasib buruk. Ini bukan soal keadilan atau ketidakadilan.

Ini tentang takdir yang harus kuterima, meskipun seluruh hatiku menolaknya.

Dan saat genggamannya perlahan melemah, aku sadar…

Tuhan memang tak sedang bermain dadu.

Dia hanya memberi jalan, meskipun jalannya penuh luka.

Frasa "Tuhan tidak sedang bermain dadu" adalah ungkapan terkenal yang dikaitkan dengan Albert Einstein. Ungkapan ini mencerminkan keyakinan Einstein terhadap keteraturan dan kepastian alam semesta, bertentangan dengan gagasan bahwa peristiwa-peristiwa terjadi secara acak atau kebetulan.

Berikut adalah beberapa poin penting terkait ungkapan ini:

  • Asal Usul:
    • Ungkapan ini terutama muncul dalam konteks perdebatan Einstein tentang mekanika kuantum.
    • Einstein tidak setuju dengan interpretasi probabilitas dalam mekanika kuantum, yang menyatakan bahwa peristiwa-peristiwa di tingkat subatomik pada dasarnya bersifat acak.
  • Makna:
    • Einstein percaya bahwa alam semesta diatur oleh hukum-hukum yang pasti dan deterministik.
    • Dia menolak gagasan bahwa Tuhan atau alam semesta beroperasi secara acak atau berdasarkan kebetulan.
    • Ungkapan ini mencerminkan keyakinannya pada keteraturan dan rasionalitas alam semesta.
  • Interpretasi Ilmiah:
    • Mekanika kuantum telah membuktikan bahwa keacakan memang merupakan bagian dari realitas di tingkat subatomik.
    • Meskipun demikian, banyak ilmuwan tetap menghargai pandangan Einstein tentang keteraturan alam semesta.
    • Ungkapan ini telah menjadi semacam perumpamaan didalam dunia sains.
  • Interpretasi Filosofis:
    • Ungkapan ini juga memiliki implikasi filosofis tentang sifat realitas dan keberadaan Tuhan.
    • Beberapa orang menafsirkannya sebagai argumen melawan keberadaan Tuhan, sementara yang lain melihatnya sebagai penegasan tentang keteraturan ciptaan Tuhan.

Secara singkat, ungkapan "Tuhan tidak sedang bermain dadu" mencerminkan keyakinan Einstein pada keteraturan dan kepastian alam semesta, dan telah menjadi bagian penting dari sejarah perdebatan ilmiah dan filosofis tentang sifat realitas.


Comments

Popular posts from this blog

Fatamorgana

Penantian Tanpa Akhir

Ambiguitas dan Mimpi