Mawar Hitam Berduri

Mawar Hitam Berduri" adalah judul yang menarik dan membangkitkan rasa ingin tahu. Judul ini menyiratkan sebuah cerita yang penuh misteri, kontras, dan mungkin juga bahaya.

Di sebuah taman yang indah, tumbuh sekuntum mawar hitam yang berbeda dari yang lain. Mawar itu memiliki kelopak yang gelap dan anggun, berkilau di bawah sinar bulan, namun di sekujur batangnya terdapat duri tajam yang tak terhitung jumlahnya. Tak ada satu pun makhluk yang berani mendekat, karena duri-duri itu telah melukai banyak yang mencoba menyentuh keindahannya.

Mawar hitam itu bernama Mira. Ia sering merasa kesepian. Setiap hari ia melihat mawar-mawar merah, putih, dan kuning tertawa bersama kumbang dan kupu-kupu. Tapi dirinya selalu terasing. Semua takut pada duri-durinya yang tajam.

Suatu malam, saat embun menyelimuti taman, seekor kupu-kupu putih terbang mendekatinya. Namanya Aruna. Dengan lembut, Aruna berkata, “Mengapa engkau selalu menyendiri, Mawar Hitam?”

Mira terkejut. “Karena duri-duri ini... Mereka melukai siapa saja yang mencoba mendekat. Semua takut padaku.”

Aruna tersenyum, “Aku tidak takut. Duri-durimu adalah bagian dari dirimu, melindungimu dari bahaya. Namun, keindahanmu tetap bersinar bahkan di balik duri-duri itu.”

Mendengar itu, Mira merasa haru. Tak ada yang pernah memandangnya seperti itu sebelumnya. Selama ini, ia merasa duri-durinya adalah kutukan, tapi Aruna melihatnya sebagai pelindung.

Sejak hari itu, Aruna sering datang, terbang mengelilingi Mira tanpa pernah tersakiti. Mereka berbagi cerita tentang angin, hujan, dan matahari. Untuk pertama kalinya, Mira merasa diterima apa adanya.

Namun, kebahagiaan itu tak berlangsung lama. Suatu hari, badai besar melanda taman. Angin kencang menerbangkan bunga-bunga yang lemah. Mira mencoba melindungi Aruna dengan duri-durinya, namun sayap Aruna robek terkena angin kencang dan terjatuh di tanah.

Dengan pilu, Mira melihat Aruna yang lemah, tak bisa lagi terbang. Aruna tersenyum lembut dan berkata, “Terima kasih, Mira. Kau telah melindungiku. Meski duri-durimu tajam, hatimu lembut.”

Setelah hari itu, Aruna tak pernah terbang lagi. Ia beristirahat di dekat akar Mira, dan waktu pun berlalu. Meski tak lagi bisa menari di udara, Aruna tetap menemani Mira, menghangatkan kesepiannya.

Mira belajar bahwa cinta tak selalu sempurna. Terkadang, ia datang dengan luka dan air mata. Tapi duri-duri yang dulu dianggap kutukan, kini menjadi simbol kekuatan dan perlindungan bagi yang dicintainya.

Dan di malam-malam sunyi, kelopak hitamnya tetap berkilau di bawah sinar bulan, ditemani kupu-kupu putih yang setia di sisinya.

TAMAT

Cerita ini mengajarkan bahwa keindahan sejati tidak hanya dilihat dari penampilan luar, tetapi dari ketulusan hati dan kekuatan untuk melindungi yang kita sayangi, meski terkadang harus melukai diri sendiri

Comments

Popular posts from this blog

Fatamorgana

Penantian Tanpa Akhir

Ambiguitas dan Mimpi