Dunia Dongeng
Dahulu kala, di sebuah sudut kota yang padat, tersembunyi sebuah toko buku bekas yang usang bernama "Serambi Imajinasi." Toko itu bukan hanya menjual buku; ia adalah gerbang menuju Dunia Dongeng. Bukan dongeng yang tercetak di kertas, melainkan dongeng yang hidup, bernapas, dan menunggu untuk ditemukan.
Di sana, bekerja seorang gadis muda bernama Anya. Sejak kecil, Anya selalu merasa dunia nyata terlalu kelabu. Ia rindu pada kastil megah, naga yang bijaksana, dan hutan sihir. Di "Serambi Imajinasi," Anya menemukan pelarian itu. Setiap buku yang ia sentuh terasa berbisik cerita, setiap halaman adalah portal.
Suatu sore yang gerimis, seorang kakek tua masuk ke toko. Jubahnya terlihat lusuh, dan tongkatnya terukir dengan simbol-simbol aneh. Ia tidak mencari buku, melainkan sebuah "kunci". Anya mengerutkan kening.
"Kunci untuk apa, Kek?" tanyanya lembut.
Kakek itu tersenyum, matanya berbinar seperti bintang di malam hari. "Kunci untuk pintu yang kau cari, Nak. Pintu menuju tempat di mana dongeng bermula dan berakhir."
Anya terdiam. Ia selalu percaya ada lebih dari sekadar realitas. Kakek itu menunjuk ke sebuah rak tersembunyi yang Anya sendiri belum pernah perhatikan, di balik tirai beludru yang usang. Di sana, tergeletak sebuah buku tanpa judul, sampulnya dihiasi debu dan lumut. Ketika Anya menyentuhnya, buku itu memancarkan cahaya lembut.
"Itu adalah gerbangnya," kata Kakek. "Untuk masuk, kau harus percaya. Percaya pada kebaikan, pada keajaiban, dan pada dirimu sendiri."
Anya membuka buku itu. Halaman-halamannya kosong. Kekecewaan sempat melintas, tapi kemudian ia teringat kata-kata kakek. Ia memejamkan mata, membayangkan hutan zamrud, sungai kristal, dan langit bertabur bintang. Saat ia membukanya lagi, halaman-halaman itu kini dipenuhi ilustrasi yang bergerak, pemandangan yang hidup, dan melodi yang terdengar samar.
Ia melangkah maju, dan yang terjadi selanjutnya adalah keajaiban. Debu toko lenyap, digantikan oleh aroma bunga liar. Rak buku berubah menjadi pohon-pohon raksasa dengan dedaunan berkilauan. Ia berdiri di ambang hutan, di Dunia Dongeng yang selama ini hanya ia impikan.
Sejak hari itu, Anya tidak lagi hanya membaca dongeng. Ia menjadi bagian darinya. Ia bertemu dengan peri yang menuntunnya melewati rawa ajaib, membantu kurcaci yang kehilangan permata, dan bahkan menenangkan seekor griffin yang tersesat. Di dunia ini, setiap tantangan adalah petualangan, setiap kebaikan memiliki balasannya, dan keajaiban adalah hal yang lumrah.
Anya menyadari, Dunia Dongeng bukanlah tempat yang jauh dan terpencil. Ia ada di dalam hati setiap orang yang berani percaya, yang berani melihat melampaui yang tampak, dan yang tak pernah berhenti berharap akan keajaiban. Toko "Serambi Imajinasi" tetap menjadi jembatan, tapi sekarang, Anya tahu bahwa dongeng sejati dimulai ketika kita membuka diri untuknya.
Comments
Post a Comment