Warisan yang Menghancurkan Keluargaku
Di sebuah rumah besar bergaya kolonial yang megah namun terasa dingin, hiduplah keluarga Tanuwijaya. Dari luar, mereka tampak sebagai keluarga terhormat dan berada. Namun, di balik dinding-dinding kokoh itu, tersembunyi bara api perselisihan yang siap membakar segalanya, dipicu oleh warisan sang kakek yang baru saja meninggal dunia.
Kakek Wiranto, seorang pengusaha sukses yang disegani, meninggalkan warisan yang jumlahnya fantastis: beberapa properti mewah, saham di berbagai perusahaan, dan sejumlah besar uang tunai. Alih-alih menjadi berkat, warisan ini justru menjadi sumber malapetaka bagi ketiga anaknya: Arya, seorang pengusaha ambisius; Risa, seorang ibu rumah tangga yang merasa selalu diabaikan; dan Kevin, seorang seniman idealis yang selama ini menjauhi urusan duniawi.
Sebelum wasiat dibacakan, hubungan ketiga bersaudara ini memang tidak terlalu harmonis, namun masih dalam batas wajar. Arya selalu merasa lebih berhak atas warisan karena ia yang meneruskan bisnis keluarga. Risa merasa iri dengan kemandirian finansial Arya dan Kevin. Sementara Kevin, lebih memilih kedamaian dalam dunianya sendiri dan tidak terlalu peduli dengan harta duniawi.
Namun, isi wasiat Kakek Wiranto benar-benar mengguncang fondasi keluarga mereka. Sebagian besar warisan jatuh ke tangan Arya, dengan alasan ia adalah penerus bisnis. Risa mendapatkan sejumlah properti yang nilainya jauh lebih kecil, sementara Kevin hanya menerima sejumlah kecil uang tunai dan beberapa lukisan koleksi kakek.
Rasa tidak adil langsung membakar hati Risa. Ia merasa kakek tidak adil dan Arya telah memanipulasi situasi. Pertengkaran sengit tak terhindarkan. Kata-kata tajam terlontar, mengungkit luka lama dan menuduh satu sama lain dengan keji. Hubungan yang selama ini rapuh, kini benar-benar retak.
Kevin, yang awalnya mencoba menengahi, akhirnya ikut terseret dalam pusaran konflik. Ia merasa kecewa dengan ketidakpedulian Arya terhadap perasaan Risa dan dengan sikap Risa yang dianggapnya terlalu materialistis. Ia memilih untuk menarik diri, semakin menjauh dari kedua saudaranya.
Sejak saat itu, rumah besar itu tidak lagi menjadi tempat berkumpul keluarga, melainkan medan perang dingin. Arya semakin tenggelam dalam keserakahan dan kekuasaan, Risa diliputi oleh rasa iri dan dendam, sementara Kevin hidup dalam kesendirian dan kekecewaan. Mereka yang dulunya berbagi darah dan kenangan, kini menjadi orang asing yang saling menyimpan bara permusuhan.
Warisan Kakek Wiranto, yang seharusnya menjadi simbol keberhasilan dan kemakmuran keluarga, justru menjadi racun yang perlahan-lahan menghancurkan ikatan persaudaraan mereka. Harta benda yang melimpah ternyata tidak mampu membeli kebahagiaan dan keharmonisan keluarga. Yang tersisa hanyalah penyesalan dan kehampaan di tengah kemewahan.
"Warisan yang Menghancurkan Keluargaku" adalah potret pahit dari kenyataan yang sering terjadi: bahwa cinta dalam keluarga bisa retak bukan karena kekurangan, tapi karena kelebihan — terutama jika harta mengambil alih hati.
Comments
Post a Comment