Rumah Kos Misteri
- Get link
- X
- Other Apps
Rumah kos itu berdiri sedikit terpencil dari hiruk pikuk jalan utama. Catnya kusam, sebagian mengelupas, dan tanaman liar tampak merambat di beberapa sudut dinding. Meskipun tarifnya murah dan lokasinya lumayan strategis bagi beberapa mahasiswa dan pekerja kantoran, ada aura aneh yang selalu menyelimuti rumah kos itu. Penghuninya tidak pernah bertahan lama.
Sarah, seorang mahasiswi tingkat akhir yang sedang mencari tempat tinggal murah untuk menyelesaikan skripsinya, adalah salah satu penghuni baru. Awalnya, ia tidak merasakan keanehan apapun. Kamarnya kecil namun bersih, dan ibu kos yang sudah tua dan pendiam, Bu Ratna, tampak tidak terlalu mengganggu. Namun, setelah beberapa hari, Sarah mulai menyadari hal-hal ganjil.
Malam pertama, ia terbangun oleh suara gesekan pelan di dinding kamarnya. Seperti ada sesuatu yang bergerak di baliknya. Ia mencoba mengabaikannya, mengira itu hanya tikus. Namun, suara itu terus berulang setiap malam, semakin jelas dan terkadang terdengar seperti bisikan lirih yang tak bisa dipahami.
Penghuni lain juga merasakan hal serupa. Maya, seorang karyawan swasta yang tinggal di kamar sebelah, pernah bercerita kepada Sarah tentang suara langkah kaki di lorong pada tengah malam, padahal semua kamar sudah tertutup rapat. Bahkan, beberapa penghuni mengaku pernah melihat bayangan samar-samar bergerak di ujung lorong saat malam sunyi.
Suatu sore, saat Sarah sedang berkutat dengan skripsinya, ia mendengar suara piano yang sayup-sayup dari lantai atas. Padahal, setahunya tidak ada seorang pun yang tinggal di lantai atas. Lantai itu selalu tampak gelap dan terkunci. Rasa penasaran Sarah memuncak.
Dengan hati-hati, ia memberanikan diri naik ke lantai atas. Tangga kayu berderit di bawah setiap langkahnya, menambah kesan angker. Sampai di atas, ia mendapati sebuah pintu kayu tua yang tampak usang. Dari celah di bawah pintu, ia bisa melihat sedikit debu tebal dan kegelapan. Suara piano itu sudah hilang.
Sarah mencoba membuka pintu, namun terkunci. Ia mengetuk beberapa kali, namun tidak ada jawaban. Tiba-tiba, ia merasakan hawa dingin yang menusuk tulang, meskipun udara di luar cukup hangat. Bulu kuduknya berdiri. Ia merasakan ada sesuatu yang mengawasi dari balik pintu itu.
Dengan langkah cepat, Sarah turun kembali ke kamarnya. Ia merasa sangat tidak nyaman. Malam itu, suara gesekan di dinding kamarnya terdengar lebih keras dan lebih jelas. Kali ini, Sarah yakin itu bukan hanya tikus. Ia seperti mendengar namanya dipanggil dengan bisikan yang sangat pelan.
Keesokan harinya, Sarah memberanikan diri bertanya kepada Bu Ratna tentang lantai atas. Ekspresi wajah Bu Ratna langsung berubah menjadi dingin dan tegang. Ia hanya menjawab singkat, "Lantai atas tidak ada yang menempati. Jangan pernah naik ke sana."
Jawaban Bu Ratna justru semakin membuat Sarah penasaran. Ia mulai mencari tahu tentang sejarah rumah kos itu. Dari beberapa tetangga sekitar yang sudah lama tinggal di sana, Sarah mendengar cerita bahwa dulunya, rumah itu adalah milik seorang pianis wanita yang meninggal secara misterius di lantai atas. Konon, arwahnya masih bergentayangan dan suara pianonya sering terdengar pada malam hari.
Sarah dan beberapa penghuni lain yang merasa resah akhirnya memutuskan untuk mencari tahu kebenaran di balik misteri lantai atas. Suatu malam, saat Bu Ratna sedang keluar, mereka bersama-sama mencoba membuka pintu terkunci itu. Setelah bersusah payah, mereka berhasil mendobraknya.
Debu tebal langsung menyambut mereka saat pintu terbuka. Di dalam ruangan itu, mereka menemukan sebuah piano tua yang berdebu di sudut ruangan. Tutup pianonya tertutup rapat. Selain itu, ada beberapa perabot usang dan foto-foto seorang wanita muda yang cantik dengan tatapan mata yang sendu.
Saat Maya menyentuh tutup piano, tiba-tiba terdengar suara dentingan pelan, seolah ada jari-jari tak kasat mata yang memainkannya. Semua yang ada di ruangan itu terkejut dan merinding. Tiba-tiba, angin dingin bertiup kencang dari jendela yang tertutup rapat.
Ketakutan, mereka semua berlarian keluar dari ruangan itu dan kembali ke kamar masing-masing. Malam itu, suara-suara aneh di rumah kos itu terdengar lebih intens dari biasanya. Sarah tidak bisa tidur nyenyak. Ia merasa kehadiran sosok misterius di rumah itu semakin kuat.
Keesokan harinya, beberapa penghuni memutuskan untuk pindah. Mereka tidak tahan lagi dengan suasana mencekam di rumah kos itu. Sarah sendiri merasa dilema. Ia membutuhkan tempat tinggal murah untuk menyelesaikan skripsinya, namun ia juga tidak bisa terus-terusan hidup dalam ketakutan.
Akhirnya, Sarah memutuskan untuk melakukan satu hal terakhir. Ia mencari informasi lebih lanjut tentang pianis wanita di foto itu. Ia menemukan catatan lama di perpustakaan kota yang menyebutkan bahwa pianis itu bernama Amelia. Ia meninggal karena sakit parah di kamarnya di lantai atas. Namun, ada desas-desus yang mengatakan bahwa ia merasa sangat kesepian dan sedih di akhir hidupnya karena tidak ada seorang pun yang menemaninya.
Malam itu, Sarah kembali naik ke lantai atas, sendirian. Ia membawa setangkai bunga mawar putih. Dengan hati-hati, ia membuka pintu kamar Amelia. Ia membersihkan sedikit debu dari piano dan meletakkan bunga mawar putih di atasnya.
"Nyonya Amelia," kata Sarah pelan, "Saya tahu Anda mungkin merasa kesepian. Saya harap bunga ini bisa membuat Anda sedikit lebih tenang. Kami tidak bermaksud mengganggu Anda."
Setelah mengatakan itu, Sarah merasakan hawa dingin di ruangan itu sedikit mereda. Suara-suara aneh yang biasanya terdengar di malam hari juga tidak muncul malam itu. Sarah merasa ada perubahan.
Meskipun suasana misterius tidak sepenuhnya hilang, namun setelah malam itu, suara-suara aneh di rumah kos itu menjadi lebih jarang dan tidak lagi mengganggu. Beberapa penghuni yang sempat pindah bahkan kembali lagi. Mereka merasa ada sedikit ketenangan di rumah itu.
Sarah akhirnya berhasil menyelesaikan skripsinya dan pindah dari rumah kos misteri itu. Namun, ia tidak pernah melupakan pengalamannya di sana. Ia percaya bahwa terkadang, "hantu" hanyalah jiwa yang kesepian dan membutuhkan sedikit perhatian dan pengertian. Dan mungkin, kehadirannya di rumah kos itu, meskipun awalnya menakutkan, telah memberikan sedikit kedamaian bagi arwah pianis misterius di lantai atas. Rumah kos itu tetap berdiri, menyimpan kenangan dan misterinya, namun tidak lagi terasa begitu mencekam seperti dulu.
- Get link
- X
- Other Apps
Comments
Post a Comment