Penerbangan Tengah Malam

Malam itu, pesawat dengan nomor penerbangan AT731 sedang dalam perjalanan dari Jakarta menuju Tokyo. Dengan hanya setengah kapasitas penumpang, kabin terasa lengang dan sunyi. Sebagian besar penumpang sudah tertidur, sementara suara deru mesin pesawat menjadi latar belakang yang monoton.

Kejanggalan Pertama

Seorang pramugari bernama Rina sedang memeriksa penumpang di lorong belakang ketika ia melihat sesuatu yang aneh. Di kursi 34A, ada seorang wanita tua yang duduk diam, mengenakan pakaian tradisional dengan wajah pucat pasi. Wanita itu tidak terlihat saat pesawat berangkat, namun sekarang ia tampak sangat jelas.

Rina menghampiri dan bertanya, "Ibu, apakah Anda butuh sesuatu?"
Wanita tua itu hanya tersenyum kecil, lalu berkata dengan suara pelan, "Saya hanya menunggu anak saya."

Merasa ada yang tidak beres, Rina memeriksa daftar penumpang. Anehnya, tidak ada penumpang yang terdaftar di kursi 34A.

Penampakan di Jendela

Sementara itu, seorang penumpang bernama Dika yang duduk di dekat jendela merasakan sesuatu yang aneh. Ia melihat ke luar jendela, dan di tengah gelapnya malam, ia melihat sesosok bayangan hitam berjalan di sayap pesawat. Bayangan itu tampak melambai ke arah Dika, membuatnya ketakutan dan langsung menutup jendela.

Namun, saat ia mencoba menenangkan diri, bayangan itu muncul kembali, kali ini menempel di kaca jendelanya, menatap dengan mata merah menyala. Dika menjerit, membuat penumpang lain terbangun.

Suara di Toilet

Di sisi lain kabin, seorang pramugari lain bernama Lina mendengar suara anak kecil tertawa dari dalam toilet, meski lampu indikator menunjukkan toilet kosong. Ketika ia mencoba membuka pintu, suara tawa itu berubah menjadi tangisan memilukan. Lina mundur, tubuhnya gemetar.

Tiba-tiba, pintu toilet terbuka dengan sendirinya. Dari dalam, muncul bau busuk dan hawa dingin yang menusuk. Namun, tidak ada siapa pun di sana.

Kisah Pesawat Hantu

Kapten pesawat yang mendengar laporan dari kru mencoba menenangkan mereka. Namun, saat ia melihat ke layar radar, ada sesuatu yang aneh—sebuah titik lain muncul di radar, seolah-olah ada pesawat lain yang mendekat.

“Ini tidak mungkin. Tidak ada pesawat lain di rute ini,” gumam sang kapten.

Ia kemudian teringat cerita lama tentang penerbangan serupa yang pernah hilang di rute ini bertahun-tahun lalu. Pesawat itu tak pernah ditemukan, namun beberapa orang melaporkan melihatnya melintas dalam kondisi seperti pesawat hantu, lengkap dengan penumpang yang tidak pernah kembali.

Puncak Ketegangan

Saat pesawat memasuki wilayah turbulensi, lampu kabin tiba-tiba padam. Dalam kegelapan, terdengar suara-suara aneh: bisikan, tangisan, bahkan tawa menyeramkan. Para penumpang panik, beberapa mulai berdoa.

Rina, dengan gemetar, berjalan ke bagian belakang pesawat untuk mencari wanita tua di kursi 34A, namun kursi itu kini kosong. Di sandarannya hanya tertinggal secarik kain lusuh berwarna hitam, dengan bau anyir yang menyengat.

Ketika pesawat akhirnya berhasil mendarat di Tokyo, semua penumpang turun dalam keadaan selamat. Namun, ada satu hal yang membuat para kru tercengang—jumlah penumpang yang tercatat turun lebih banyak daripada yang naik.

Di kursi 34A, kain hitam itu tetap ada, berlumuran noda merah seperti darah.

Comments

Popular posts from this blog

Fatamorgana

Penantian Tanpa Akhir

Ambiguitas dan Mimpi